1.
Manajemen
Dalam pandangan apapun, segala
sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya
harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan, mulai
dari urusan terkecil, seperti mengatur urusan rumah tangga sampai dengan urusan
terbesar, seperti mengatur urusan sebuah Negara. Semua itu diperlukan
pengaturan yang baik, tepat, dan terarah dalam bingkai sebuah manajemen agar
tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai secara efisien dan
efektif.
a. Pengertian
Manajemen
Dari segi bahasa management berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola” (John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia), Oxford Advanced Learner’s Dictionary mengartikan Manage sebagai “to succed in doing something especially something difficult….. Management the act of running and controlling business or similar organization” sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai “Proses penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran ”(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari segi Istilah banyak para ahli telah memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas.
Dari semua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah seluruh aktivitas yang dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada, jadi pada prinsipnya :
Dari segi bahasa management berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola” (John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia), Oxford Advanced Learner’s Dictionary mengartikan Manage sebagai “to succed in doing something especially something difficult….. Management the act of running and controlling business or similar organization” sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai “Proses penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran ”(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari segi Istilah banyak para ahli telah memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas.
Dari semua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah seluruh aktivitas yang dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada, jadi pada prinsipnya :
Ø Manajemen merupakan
suatu kegiatan.
Ø Manajemen
menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain.
Ø Kegiatan
manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Fungsi
Manajemen
Untuk mempermudah pembahasan mengenai fungsi manajemen maka berikut diuraikan fungsi manajemen pendidikan sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Robbin dan Coulter yang pendapatnya senada dengan Mahdi bin Ibrahim yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.
Untuk mempermudah pembahasan mengenai fungsi manajemen maka berikut diuraikan fungsi manajemen pendidikan sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Robbin dan Coulter yang pendapatnya senada dengan Mahdi bin Ibrahim yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.
Mengenai fungsi-fungsi manajemen ini
terdapat banyak sekali pandangan-pandangan yang berbeda satu sama lain di
kalangan para ahli. Namun secara garis besar, fungsi-fungsi manajemen, yaitu:
i. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan salah satu hal terpenting yang perlu dibuat untuk setiap usaha dalam rangka mencapai suatu tujuan. Karena seringkali pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan tanpa adanya perencanaan. Perancanaan sendiri adalah penentuan secara matang dan cerdas tentang apa yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Anderson dan Bowman (1964) (dalam marno, Triyo Supriyatno 2008), mengatakan bahwa perencanaan adalah proses mempersiapkan seperangkat keputusan bagi perbuatan di masa datang. Definisi ini meninsyaratkan bahwa pembuat keputusan merupakan bagian dari perencanaan, namun proses perencanaan dapat juga terpikir setelah tujuan dan keputusan diambil. [3]
Perencanaan merupakan salah satu hal terpenting yang perlu dibuat untuk setiap usaha dalam rangka mencapai suatu tujuan. Karena seringkali pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan tanpa adanya perencanaan. Perancanaan sendiri adalah penentuan secara matang dan cerdas tentang apa yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Anderson dan Bowman (1964) (dalam marno, Triyo Supriyatno 2008), mengatakan bahwa perencanaan adalah proses mempersiapkan seperangkat keputusan bagi perbuatan di masa datang. Definisi ini meninsyaratkan bahwa pembuat keputusan merupakan bagian dari perencanaan, namun proses perencanaan dapat juga terpikir setelah tujuan dan keputusan diambil. [3]
ii.
Pengorganisasian (Organizing)
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian utama. Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya, sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan dan badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para naggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Pengorganisasian adalah pengaturan setelah ada rencana. Dalam hal ini diatur dan ditentukan tentang apa tugas pekerjaannya, macam/jenis serta sifat pekerjaan. Dalam pendapat lain, pengorganisasian adalah proses penentuan, pengelompokan dan penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (staf) pada kegiatan-kegiatan ini, penyediaan faktor-faktor fisik yang cocok bagi lingkungan (keperluan kerja).
Pengorganisasian (Organizing)
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian utama. Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya, sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan dan badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para naggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Pengorganisasian adalah pengaturan setelah ada rencana. Dalam hal ini diatur dan ditentukan tentang apa tugas pekerjaannya, macam/jenis serta sifat pekerjaan. Dalam pendapat lain, pengorganisasian adalah proses penentuan, pengelompokan dan penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (staf) pada kegiatan-kegiatan ini, penyediaan faktor-faktor fisik yang cocok bagi lingkungan (keperluan kerja).
Dengan demikian, dalam pandangan
penulis, bahwa pengorganisasian merupakan fungsi administrasi yang dapat
disimpulkan sebagai kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan
agar diperoleh kesesuaian dalam usaha pencapaian tujuan bersama.
Pengorganisasian yang baik memungkinkan semua bagian dapat bekerja dalam
keselarasan dan akan menjadi bagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan.
iii.
Penggerakan (Actuating)
Penggerakan pada dasarnya merupakan
fungsi manajemen yang komplek dan ruang lingkupnya cukup luas serta berhubungan
erat dengan sumber daya manusia. Penggerakan merupakan salah satu fungsi
terpenting dalam menejemen. Penggerakan adalah hubungan erta antara aspek-aspek
individual yang ditimbulkan dari adanya pengaturan terhadap bawahan untuk dapat
dimengerti dan pembagian kerja yang efektif dan efesien untuk mencapai tujuan
pendidikan yang nyata. Sedangkan Terry (1986) mendefinisikan actuating
sebagai usaha menggerakan anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan
dan sasaran anggota perusahaan, karena para anggota ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
iv.
Pengawasan (Controlling)
Pada dasarnya rencana dan
pelaksanaan merupakan satu kesatuan tindakan, walaupun hal ini jarang terjadi.
Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil tercapai. Menurut Murdick
pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan
bagaimanapun rumit dan luasanya suatu organisasi. Proses dasarnya terdiri dari
tiga tahap (1) menetapkan standar pelaksanaan, (2) mengukur pelaksanaan
pekerjaan dibandingkan dengan standar, dan (3) menentukan kesenjangan (deviasi)
antara pelaksanaan standar dan rencana.
2.
Kepemimpinan
a.
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan
dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Soepardi mendefinisikan kepemimpinan
sebagai kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak,
mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum
serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja
dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang
paling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya; adanya
pengikut, serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut
berinteraksi.
Di dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan terjadi
melalui dua bentuk, yaitu: kepemimpinan formal (formal leadership) dan
kepemimpinan informal (informal leadership). Kepemimpinan formal terjadi
apabila di lingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam organisasi
tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih melalui proses
seleksi. Sedangkan kepemimpinan informal terjadi, dimana kedudukan pemimpin
dalam suatu organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul dan berpengaruh
terhadap orang lain karena kecakapan khusus atau berbagai sumber yang
dimilikinya dirasakan mampu memecahkan persoalan organisasi serta memenuhi
kebutuhan dari anggota organisasi yang bersangkutan.
B.
Konsep Kepemimpinan Dalam Islam
Kata-kata
pemimpin atau Leadership merupakan
muatan nilai. Kita biasanya memikirkan kata tersebut dengan positif, yaitu
seseorang yang mempunyai kapasitas khusus. Sebagaian besar dari kita akan
menjadi seorang pemimpin dari pada seorang manajer, atau seorang pemimpin dari
pada seorang politikus. Sering kata leadership mengacu pada peran daripada
perilaku.
Ada
banyak definisi tentang kepemimpinan. Tetapi bagi kita, secara mendasar
leadership berarti memengaruhi orang. Ini merupakan definisi yang luas dan
termasuk di dalamnya bermacam-macam perilaku yang diperlukan untuk memengaruhi
orang lain. Sebagaian besar perspektif leadership memandang pemimpin sebagai
sumber pengaruh. Pemimpin memimpin pada dasarnya memengaruhi dan para pengikut
mengikuti sebagai pihak yang dipengaruhi.
Kepemimpinan
berasal dari kata pemimpin, yang artinya adalah orang yang berada di depan dan
memiliki pengikut, baik orang tersebut menyesatkan atau tidak. Ketika berbicara
kepemimpinan maka ia akan berbicara mengenai perihal pemimpin, dan lain
sebagainnya
1. Pandangan
Islam tentang kepemimpinan
Kepemimpinan bukan suatu yang istemewa, tetapi tanggung jawab, ia bukan
fasilitas tetapi pengorbanan, juga bukan untuk berleha-leha tetapi kerja keras.
Ia juga bukan kesewenangan-wenangan bertindak tetapi kewenangan melayani.
Kepemimpinan adalah berbuat dan kepeloporan bertindak.
Imam dan khalifah adalah dua istilah yang digunakan Alquran untuk
menunjuk pemimpinan. Kata imam terambil dari kata ammayaummu, yang berarti menuju, menumpu dan meneladani. Kata
khalifah berakar kata khalafa, yang
pada mulanya berarti “dibelakang” seringkali juga diartikan “pengganti”, karena
yang menggantikan selalu berada di belakang, atau datang sesudah yang
digantikannya.
Jika
diperhatikan teori-teori tentang fungsi dan pean seorang pemimpin yang digagas
dan dilontarkan pleh pemikir-pemikir dari dunia barat, maka kita akan hanya
menemukan bahawa aspek kepemimpinan itu sebagai sebuah konsep interaksi,
relasi, proses otoritas maupun kegiatan mempengaruhi, mengarahkan dan
mengkoordinasi secara horixontal semata.
Konsep
Islam, kepemimpinan sebagai sebuah konsep interaksi, relasi, proses otoritas,
kegiatan mempengaruhi, mengarahkan dan mengkoordinasi baik secara horizontal
maupun vertical. Kemudian, dalam teori-teori manajemen, fungsi pemimpin sebagai
perencana dan pengambil keputusan (planning and decision maker),
pengorganisasian (organization). Kepemimpinan dan motivasi (leading and
motivation), pengawasan (controlling) dan lain lain.
At-abrasi dalam tafsirnya mengemukakan bahwa kata imam mempunyai makna
yang sama dengan khalifah. Hanya saja kata imam digunakan untuk keteladanan.
Karena ia memperoleh dari kata yang mengandung arti depan, berbeda dengan
khalifah yang terambil dari kata belakang.
Kita dapat berkata bahwa Alquran
menggunakan kedua istilah ini, untuk menggambarkan ciri seorang pemimpin,
sekali di depan menjadi penutan. Ing
ngarso sun tulodo. Dan dalam arti lain di belakang untuk mendorong
sekaligus mengikuti kehendak dan arah yang dituju oleh yang dipimpinnya, atau tut wuri handayani .
Para pakar, setelah menelusuri Alquran dan Hadits menetapkan empat sifat
yang harus dipenuhi oleh para nabi yang pada hakikatnya adalah pemimpin
umatnya, yaitu
a. Ash-Shidq
yakni kebenaran dan kesungguhan dalam bersikap, berucap, serta berjuang
melaksanakan tugasnya.
b. Al-Amanah
atau kepercayaan, yang menjadikan dia memelihara sebaik-baiknya apa yang
diserahkan kepadanya, baik dari Tuhan maupun dari orang-orang yang dipimpinnya,
sehingga tercipta rasa aman bagi semua pihak.
c. Al-Fathanah
yaitu kecerdasan yang melahirkan kemampuan menghadapi dan menanggulangi
persoalan yang muncul seketika sekalipun
d. At-Tablig
yaitu penyampaian yang jujur dan bertanggung jawab, atau dapatdiistilahkan
dengan keterbukaan
Dalam
surat Al-Baqarah ayat 124, diuraikan tentang pengangkatan Nabi Ibrahim sebagai
imam/Pemimpin :
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji
Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim
menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam
bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari
keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang
yang zalim".
Ada
dua hal yang wajar yang perlu diperhatikan menangkut surah Al-Baqarah ayat 124
di atas. Pertama, kepemimpinan dalam pandangan Al-quran bukan sekedar kontrak
sosial antara sang pemimpin dengan masyarakatnya, tetapi juga merupakan ikatan
perjanjian antara dia dengan Allah SWT, atau dengan kata lain, amanat dari
Allah. Karena itu pila, ketika sahabat nabi, Abu Dzarr, meminta suatu jabatan,
Nabi Muhammad SAW bersabda: kamu lemah,
dan ini adalah amanah sekaligus dapat menjadi sebab kenistaan dan penyesalan di
hari kemudian (bila disia-siakan).
Kedua,
kepemimpinan menuntut keadilan, karena keadilan adalah lawan penganiayaan yang
dijadikan syarat oleh ayat diatas, dan keadilan tersebut harus dirasakan oleh
semua pihak. Dalam ayat lain yang membicarakan tentang kepemimpinan yang baik,
ditemukan lima sifat pokok yang hendaknya dimiliki oleh pemimpinan/imam. Kelima
sifat tersebut tertuang dalam dua ayat, yaitu dalam Surah As-Sajdah ayat 32:
24. dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar[1195]. dan adalah
mereka meyakini ayat-ayat kami.
Dan surah Al-Anbiyah ayat 74.
Sifat-sifat dimaksud adalah:
73. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada,
mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan
hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah,
Dari
dua ayat diatas daapat diambil beberapa point diantaranya:
-
Kesabaran dan ketabahan, kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin ketika mereka tebah/sabar
-
Yahduna bi amrina, mengantar masyarakatnya ke tujjuan yang sesuai
dengan petunjuk kami (Allah)
-
Wa auhaina ilaihin fi’lal khairat (telah membudaya
pada diri mereka kebajikan)
-
Abidin (beribadah, termasuk melaksanakan shalat dan
menunaikan zakat)
-
Yuqinun (penuh keyakinan)
Apabila
amanat diabaikan, maka kehancuran akan tiba. Mengabaikannya adalah menyerahkan
tanggung jawab kepada seseorang yang tidak wajar memikulnya, demikian salah
satu jawaban arti amanat.
Tidak
terhimpun dalam diri seseorang kedua sifat tersebut secara sempurna, tetapi
jikapun harus memilih, maka pilihan yang paling sedikit kekurangannya, dan
lakukan pilihan setelah upaya bersungguh-sungguh untuk mendapatkan yang
terbaik. Ketika Imam Ahmad Ibnu Hambal ditanya tentang dua orang dicalonkan
untuk memimpin satu pasukan – yang pertama kuat tetapi bergelimang dalam dosa
dan yang kedua baik keberagamannya namun lemah- beliau menjawab: “orang
pertama, dosanya dipikulnya, sendiri sedangkan kekuatannya mendukung
kepentingan umat; dan orang kedua keberagamannya untuk dirinya, sedangkan
kelemahannya menjadi petaka bagi yang dipimpin”. Inilah pertimbangan dalam
menetapkan pilihan.
Kita
boleh dalam menetapkan pilihan kita, tetapi ingatlah selalu sabda Rasul: “siapa yang mengangkat seseorang untuk satu
jabatan yang berkaitan dengan urusan masyarakt, sedangkan ia mengetahui ada
yang lebih tepat, maka sesungguhnya ia telah mengkhianati Allah, Rasul dan kaum
muslim “
Selanjutnya
pandangan tentang pengaruh yang leader sentris ini sama selama beratus-ratus
tahun, tetapi khususnya pada asaat sekarang ini beberapa batasan pandangan
muncul. Tipe Leadership terlalu sering digunakan dalam situasi khusus. Pada
waktu yang lalu menggunakan istilah strongman,
transctor, visionary Hero, dan superleader untuk mengidentifikasi perbedaan
tipe pemimpin.
Pada
dasarnya kepemimpinan mengacu pada suatu proses untuk menggerakkan kelompok
orang menuju ke suatu tujuan yang telah ditetapkan/disepakati bersama dengan
mendorong atau memotivasi mereka untuk bertindak dengan cara yang tidak
memaksa. Dengan kemampuannya seseorang pemimpin yang baik mampu menggerakan
orang-orang menuju tujuan jangka panjang dan betul-betul merupakan upaya
memenuhi kepentingan mereka yang terbaik. Tujuan tersebut bersifat umum,
seperti menyebarkan ilmu yang bermanfaat ke seluruh dunia, atau khusus seperti
mengadakan konferensi mengenai isu tertentu. Apa pun cara yang dilakukan
pemimpin hasilnya haruslah memenuhi kepentingan terbaik orang-orang yang
terlibat dalam tujuan jangka panjang yang nyata.
Pemimpin
mungkin memiliki gaya kepemimpinan demikratik atau otokratik. Pemimpin yang
otokratik pada umumnya lebih longgar dan memberikan pengarahan. Pemimpin yang
demokratik sering mengajak pengikutnya dalam mengambil keputusan, consensus dan
pemberdayaan. Sehingga dikatakan pemimpin adalah bagi mereka yang mampu
memengaruhi orang lain dan yang memiliki otoritas manajerial.
Dari
beberapa pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa konsep kepemimpinan dalam
Islam adalah yang pertama kepemimpinan bukan sekedar kontrak sosial antra sang
pemimpin dengan masyarakat, tetapi juga ia merupakan sebuah ikatan perjanjian
yang sacral antara pemimpin dan Allah, kedua kepemimpinan menuntut keadilan,
karena keadilam adalah merupakan hak bagi semua manusia tanpa memandang dari
golongan mana dan atas nama apapun.
115. telah sempurnalah kalimat Tuhanmu
(Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. tidak ada yang dapat merobah
robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha mengetahui.
Di
dalam Islam, arti pentingnya kepemimpinan antara lain ditandaskan dalam sebuah
hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud dan
Tirmidzi dari Ibnu Umar.
كُلُّكُمْ
رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَاْلأِمَامُ رَاعٍ وَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ أَهْلِِهِ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ مِنْ بَيْتِ زَوْجِهَاوَمَسْئُولَةٌ, وَالْخَادِمُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ,وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِى مَالٍ أَبِيْهِ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.
Terjemahannya:
Dari Ibnu Umar r.a berkata, Rasulullah
SAW bersabda, Kamu sekalian adalah pemimpin dan akan diminta
pertanggung-jawaban atas kepemimpinanmu. Seorang imam adalah pemimpin dan ia
akan diminta pertanggung-jawaban atas kepemimpinannya. Seorang ayah adalah
pemimpin dan ia diminta pertanggung-jawaban atas kepemimpinannya. Seorang Ibu
adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggung-jawaban atas kepemimpinannya.
Seorang pembantu adalah pemimpin dan ia dimintai pertanggung-jawabannya dalam
mengurus harta dan kekayaan tuannya. Seorang anak adalah pemimpin dan ia
dimintai pertanggung-jawaban atas kepemimpinannya dalam menjaga harta benda
ayahnya. Kamu sekalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung-jawaban
atas kepemimpinannya. (H.R Ahmadi)
Dari
hadits tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa selama manusia masih
merupakan makhluk sosial, mereka selalu ingin hidup bersama dalam masyarakat,
baik dalam masyarakat yang primitif maupun modern. Masing-masing individu harus
mempertanggung-jawabkan apa yang telah dilakukannya, baik sebagai pemimpin
resmi yang diangkat oleh kelompoknya maupun pemimpin alami, seperti dalam
keluarga.
C. Sifat-Sifat Pemimpin Dalam Islam
Tidak
diragukan lagi bahwa Muhammad SAW adalah sosok manusia yang paling ideal,
sempurna dalam segala hal. Beliau bukan hanya seorang Nabi dan Rasul pilihan,
tapi juga sebagai kepala rumah tangga yang harmonis bagi keluarga-keluarganya,
sahabat yang baik bagi sesamanya, huru yang berhasil bagi murid-muridnya, teladan
bagi umatnya, panglima yang berwibawa bagi prajuritnya dan pemimpin yang besar
bagi kaumnya.
Segala
akhlak mulia ada padanya, sehingga Allah sebagai Pemcipta pun memujinya, Dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Sesungguhnya telah
ada pada rahmat) Allah) dan (kedatangan) hari kiamat dan banyak menyebut Allah.
Keberhasilan
beliau sebagai pemimpin, dilandasi sifat-sifat/ kriteria-kriteria pemimpin yang
ideal:
1.
Bertaqwa kepada Allah SWT
Sebagai syarat mutlak sebagai pemimpin. Yang telah menjadi karakter
kepribadiannya.
2.
Amanah
Artinya jujur, tidak pernah berdusta, menepati janji, berani mengatakan
yang haq, bertindak adil dan professional. Sifat ini harus menetap pada
seseorang jauh selama dia menjadi pemimpin.
Sebagaimana diungkapkan dalam hadit :
3.
Shiddiq
Membenarkan dan meyakini apa saja yang diwahyukan Allah kepada Rasul-Nya
sekalipun tidak dapat difahami oleh akal. Tokoh pemimpin berkarakter ini,
adalah Abu Bakar Ashiddiq.
Seorang Shidiq sanggup berkata jujur, berani menyampaikan Al-haq dengan
segala resikonya, walaupun ia harus terusir dari negerinya. Sabda Rasullah SAW,
4.
Fathonah
Artinya pintar, cerdas, cermat, cepat mengambil keputusan, tepat
menentukan tindakan, mampu membaca keadaan, dan memahami segala permasalahan
5.
Tabligh
Artinya menyampaikan, pemimpin sebagai informan tentang segala sesuatu
yang penting diketahui oleh umat. Khususnya mengenai pesan-pesan agama.
6.
Tegas dan Teguh pendirian
Dalam urusan tauhid dan Al-Haq dari Allah seorang pemimpin tidak boleh
lemah dan ragu. Rasulullah selalu tegas dalam membela agama Islam, tidak
tergoda dengan rayuan dan sogokan.
Hai Nabi, Perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan
bersifat keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan itu adalah
seburuk-buruknya tempat kembali
7.
Lemah Lembut
Rasulullah SAW terkenal dengan sifatnya peramah, bukan pemarah, halus
tutur katanya, tidak menyinggung perasaan orang lain. Allah mengabdikan dlam
QS.Al-FAth: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan
dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih saying sesame
mereka
8.
Pemaaf
Manusia tidak terlepas dari kesalahan dan dosa, apalagi prajurit, staf
atau rakyat biasa, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Rasulullah
sangat pemaaf walaupun kesalahan sebagian sahabat-sahabatnya sangat fatal yang
mengakibatkan kaum muslimin kalah perang di Uhus, dengan besar hati beliau
memaafkan sahabatnya dan memohon ampunan bagi mereka.
9.
Senang bermusyawarah
Musyawarah bukan untuk memaksanakan kehendak, menolak usulan, otoriter
dan merasa benar sendiri
10.
Bertawakal kepada Allah
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang bertawakkal kepada-Nya
Tawakal artinya menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah
bersungguh-sungguhnya menyusun rencana yang dianggap matang.
11.
Adil
12.
Sabar
13.
Bertanggung jawab
Dari beberapa penjelasan mengenai sifat-sifat
pemimpin dalam Islam di atas dapat penulis simpulkan bahwa seluruh sifat-sifat
itu merupakan sebuah usaha yang mesti dijalankan dalam setiap tindakan pemimpi
sehingga organisasi yang dipimpin akan selalu dalam lindungan-Nya dan menjadi
organisasi yang Baldarun Thoibatun WaRabbul Gafur.
D. Tugas dan
tanggungjawab pemimpin dalam Islam
Dalam kehidupan sosial dan keagamaan kepemimpinan adalah suatu yang sangat
urgen dalam mencapai cita-cita bersama, hampir tidak kita dapatkan dalam
sejarah kehidupan manusia ada suatu pekerjaan dan sebuah cita cita besar yang
dapat dicapai tanpa kepemimpinan, oleh karena itu dalam menata kehidupan
manusia yang dinamis dan interaktif sudah pasti dituntut adanya seorng pemimpin yang
bertugas melaksanakan, memandu dan membawa pekerjaan itu kearah tercapainya
sasaran.
Dalam setiap organisasi apapun jenisnya pasti memiliki dan memerlukan
seorang pemimpin seperti pimpinan tertinggi top manajer yang berfungsi untuk
menjalakan tugas kepemimpinan leader action bagi keseluruhan organisasi sebagai
satu kesatuan organisasi.
Allah mengutus Rasul-Nya hakekatnya untuk meminpin ummat agar dapat keluar
dari kegelapan menuju cahaya kehidupan, dengan adanya kepemimpinan,
suatu ummat atau komonitas akan selalu eksis dan berkembang menuju kebaikan dan
reformasi.
1.
Tugas Pemimpin:
Dalam
sejarah kepeminnan Islam banyak istilah yang dipakai untuk menyebut seorang
pemimpin. Istilah yang dipakai itu sebenarnya mencerminkan tugas yang
seharusnya dijalankan oleh seorang pemimpin. Istilah itu diantaranya:
a)
Khalifah
Secara
etimologis berarti pengganti atau pelanjut, dan yang dimaksud adalah pengganti
dan pelanjut tugas-tugas Rasulullah SAW. Dalam melestarikan nilai nilai agama
dan dalam mengatur kehidupan dunia. Maka dengan demikian tugas kepemimpinan
dalam Islam adalah melanjutkan tugas tugas risalah yang diemban Rasulullah.
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui" (al-Baqarah 30).
Apabila mengacu pada ayat di atas
kepemimpinan dalam manajemen Islam harus memenuhi tiga syarat yaitu, pemimpin
harus dipilih dan diharapkan oleh pendukungnya, pemimpin harus berilmu, dan
pasrah kepada Allah.
b)
Imam
Secara etimologis imam
artinya yang diikuti dan dita`ati serta diteladani dalam salah satu Hadist
Rasulullah bersabda:
انما جعل الامام ليؤتم به
Sesungguhnya seseorang dijadikan
imam itu untuk diikuti.
Ini mengisyaratkan bahwa tugas seorang
peminpin itu untuk diikuti dan ditaati.
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ
رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٖ وَٱجۡعَلۡنَا
لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا ٧٤
Dan orang orang yang berkata:
"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan
kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang
yang bertakwa (al-Furqan 74)
Dalam manajemen pendidikan Islam
pelaksanaan kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya
adalah:
1)
Kepribadian (personality) pengalaman
masa lalu dan harapan pemimpin hal ini mencngkup nilai-nilai dan latar belakan
pemimpin.
2)
Harapandan perilaku atasan dengan
tujuan kepemimpinan, yaitu saling menasehati dalam kebenaran.
3)
Karakteristik yang ideal yaitu
seperti gaya kepemimpinan Rasulullah SAW yaitu sidiq amanah Tablig fathonah.
Dalam al-Quran kata imam terulang
sebanyak 7 kali atau kata imamah terulang 5 kali yang mempunyai beberapa arti
yaitu seperti nabi, pedoman kitab, jalan lurus, pemimpin, seperti konsep ayat
di atas
Konsep imam di atas dibagi menjadi
dua yaitu imam sebagai kepala keluarga dan imam sebagai pemimpin ummatnya,
konsep imam tersebut adalah menyeru kepada hal-hal yang baik dan menghindar
dari hal-hal yang mencelakakan.
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ الْحُذْرِيِّ رَضِيَ الله عنه قال
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ . (رواه مسلم )
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al
Khudri ra. Ia berkata “saya mendengar Rasulullah SAW. Bersabda : “Barang siapa
di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia merubah dengan tangannya
(kekuasaan), jika tidak bisa maka dengan lisannya, jika tidak bisa lagi maka
dengan hatinya, dan yang terakhir itu adalah selemah-lemahnya iman. (HR.
Muslim)
c)
Amier
Secara
bahasa amier artinya adalah yang diperintah atau disuruh.Istilah ini pertama
kali dipopulerkan oleh Umar bin Khaththab RA. Ini menggambarkan bahwa seorang
pemimpin itu adalah orang yang siap diperintah dan disuruh oleh umat, demi
kepentingan mereka. Oleh karena itu tugas seorang pemimpin dalam Islam adalah
melayani ummat bukan yang dilayani oleh ummat. Rasulullah mengatakan:
سيد
القوم خادمهم
Pemimpin suatu kaum itu adalah
pelayan mereka.
d)
Ra`In
Arti
bahasanya adalah pengembala, tugas seorang pengembala adalah menjaga, merawat
dan memberi perhatian yang penuh kepada yang digembalanya, dan itulah tugas
seorang pemimpin terhadap siapa yang dipimpinnya.
Dalam kontek ra’in ini adalah tanggung jawab pemimpin terhadap rakyatnya atau ra’iyyah
Diriwayatkan oleh
al-Bukhari dari Abdullah ibn Umar
عن
عبد الله بن عمر رضي الله عنهما: أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال:ألا
كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته فالإمام الاعظم الذي على الناس راع وهو مسؤول عن
رعيته والرجل راع على أهل بيته وهو مسؤول عن رعيته والمرأة راعية على أهل بيت
زوجها وولده وهي مسؤولة عنهم وعبد الرجل راع على مال سيده وهو مسؤول عنه ألا فكلكم
راع وكلكم مسؤول عن رعيته
Abdullah bin
Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda, “Ketahuilah: kalian
semua adalah pemimpin (pemelihara) dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya.
Pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya tentang rakyat yang dipimmpinnya.
Suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawabannya
tentang keluarga yang dipimpinnya. Isteri adalah pemelihara rumah suami dan
anak-anaknya. Budak adalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab
mengenai hal itu. Maka camkanlah bahwa kalian semua adalah pemimpin dan akan
dituntut (diminta pertanggungjawaban) tentang hal yang dipimpinnya.
e)
Qaa `Id
Arti
bahasanya adalah penuntun, pembimbing, yang artinya seorang pemimpin itu punya
tugas sebagai penuntun ummat dan pembimbing mereka ke jalan yang benar yang diridhai
oleh Allah., bukan menjauhkan ummat dari jalan Allah.
Firman Allah swt,
Al Anfaal: 27.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَخُونُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ
وَتَخُونُوٓاْ أَمَٰنَٰتِكُمۡ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga)
janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (Al
Anfaal: 27)
f)
Pemimpin
bekerja sama dengan orang lain.
Seorang pemimpin
bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya,
staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar
organisasi.
g)
Pemimpin
adalah tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan (akontabilitas):
h)
Bertanggung
jawab atas keberhasilan organisasi
i)
Menciptakan
keseimbangan dalam rangka mencapai tujuan
j)
Seorang
pemikir konseptor
k)
Sebagai
penengah
2.
Fungsi kepemimpinan:
Kepemimpinan dalam Islam memiliki fungsi, baik yang
bersifat strategis maupun yang bersifat oprasional, fungsi strategi
pemimpin adalah:
a)
Fasilitator yang membantu
tercapainya sasaran dan tujuan jamaah.
b)
Dinamisator yang menggerakan
dan memotori jama`ah menuju sasaran yang ingin dicapai.
c)
Moral force, atau kekuatan moral
yang mampu menjaga kohesi jama`ah dan menyelesaikan konflik serta
perselisihan yang mungkin terjadi di dalam jama`ah.
Sedang fungsi operasional pemimpin adalah:
a.
Organisator yang mengorganisir dan
mengatur relasi dan keterikatan antar individu atau kelompok yang ada dalam
jamaah.
b.
Manajer, yang memenej berbagai
potensi yang ada dalam jama`ah untuk kemudian dimanfaatkan untuk mencapai
tujuan jamaah.
c.
Administrator yang menata,
menjaga,mengevaluasi hasil hasil yang sudah dicapai oleh jamaah. untuk mencapai
tujuan yang lebih jauh lagi.
REF:
http://oneday915.blogspot.co.id/2014/10/konsep-manajemen-dan-kepemimpinan-dalam.html